Suatu ketika, dikisahkan bahwa yang mulia Nabi SAW pernah ditanya
oleh sahabatnya tentang beda antara kebaikan dan perbuatan dosa.
Pertanyaan tersebut dengan tenang dan arif penuh wibawa dijawab oleh
Rasul Agung bahwa kebaikan adalah akhlak mulia (khusnul khuluq) sementara
perbuatan dosa adalah sesuatu hal yang membuat hati kita menjadi tidak
tenang dan tidak ingin perbuatannya diketahui orang lain.
Dalam
tataran praktek dan contoh teladan, akan banyak kita temukan penjelasan
atas definisi kebaikan dan perbuatan dosa seperti dimaksud di atas.
Bagaimana orang-orang yang dekat di sekeliling kita memaknainya dengan
tindakan yang kasat mata tampak di hadapan kita.
Berbuat baik kepada orang tua
adalah kewajiban hidup yang seharusnya dipraktekkan. Bahkan, akhlak ini
harus tetap wajib ditunaikan sekalipun orang tua kita dalam kesesatan
dan menciderai kita sebagai anaknya.
Adalah teladan sahabat Nabi
SAW, ketika diminta oleh ibundanya sendiri untuk meninggalkan agama yang
dibawa oleh Nabi SAW untuk kembali kepada agama nenek moyangnya.
Bahkan, permintaan ibundanya ini disertai dengan ancaman tidak akan
makan dan minum sebelum sahabat tersebut kembali kepada agama nenek
moyangnya.
Namun, sahabat mulia tersebut dengan arif bijaksana
menjawab permintaan berikut ancaman tersebut tanpa kemudian melukai hati
ibundanya dan menjatuhkan martabatnya. Beliau, sahabat mulia itu,
berkata: walaupun memiliki 1000 nyawa dan hilang satu-persatu, namun
beliau tidak akan mengikuti permintaan bundanya dengan meninggalkan
agama yang baru dianutnya.
Perbuatan baik kepada orang tua
termasuk amalan yang terbaik disisi-Nya. Bahkan amalan ini oleh Nabi SAW
disejajarkan dengan amalan utama lainnya. Hal tersebut terekam dalam
jawaban Nabi Muhammad SAW ketika sahabat bertanya tentang amalan-amalan
terbaik antara lain shalat tepat waktu, berbuat baik kepada orang tua
dan jihad fii sabilillah.
Kemuliaan dan keutamaan amalan ini tergambar dalam kisah al-Qamah, seorang sahabat yang tertahan dalam kondisi sakaratul maut,
namun tidak kunjung meninggal dunia. Ternyata, al-Qamah memiliki
kesalahan kepada ibundanya yang berakibat ketidakrelaannya kepada
anaknya itu. Berkali permintaan Rasulullah, namun tidak digubris oleh
ibunya. Sampai akhirnya, rencana akan dibakarnya al-Qamah menyebabkan
ibunya mau memaafkannya sehingga anaknya itu dapat meninggal dengan
tenang.
Amalan ini juga menjadi dasar sebab keberhasilan dan
kesuksesan seseorang dalam kehidupan dunia dan akhiratnya. Karena adanya
faktor doa orang tua yang terijabah oleh Allah SWT. Adalah kisah
kehidupan ulama hadits terkenal, Imam Bukhari yang terlahir buta di
kedua matanya. Namun berkat doa yang dipanjatkan tiada henti oleh
ibunya, menyebabkan pulihnya penglihatan mata sang ahli hadits tersebut.
Ada
banyak cara mengamalkan kebaikan kepada orang tua, adalah tergantung
kondisi yang tampak, apakah itu objek pelaku (kita); pelaku penderita
(orang tua kita) atau bergantung pada situasi. Dalam suatu biografi
tentang perjalanan sukses seorang pengusaha, didapati bahwa ternyata
ketika dalam titik nol keputusasaan karena kebangkrutan, pengusaha
tersebut mendatangi orang tuanya seraya memohon maaf serta membasuh
kedua telapak kaki ibundanya sebelum akhirnya dia menapaki tangga
pertama suksesnya bangkit dari keterpurukan.
Bagaimana dengan
kita? Amalan terbaik apa yang bisa kita persembahkan kepada orang tua
sehingga menjadikan Allah SWT menerangi kita dengan jalan sukses dunia
dan akhirat?